SPORTJABAR-Musim ini, Liga 1 Indonesia menghadirkan drama menegangkan di papan bawah klasemen. Tiga tim legendaris, Semen Padang, PSS Sleman, dan Barito Putera, terlibat dalam pertarungan hidup mati untuk menghindari jerat degradasi.
Seperti diketahui, ada tiga tim yang akan turun kasta dari Liga 1 ke Liga 2 yakni tim dengan peringkat ke-16, 17 dan 18. Dan satu slot sudah dipastikan milik PSIS Semarang yang sudah dipastikan bakal finis di peringkat ke-18.
PSIS hingga laga pekan ke-33 baru mengoleksi 25 poin.Saat ini, Semen Padang berada di peringkat ke-15 klasemen sementara Liga 1 2024/2025 dengan nilai 33.
Sedangkan di peringkat ke-16 ada PSS Sleman dengan 31 poin dan PS Barito Putera di posisi ke-17 juga dengan nilai 31.
Dengan komposisi ini, Kabau Sirah, Super Elang Jawa dan Laskar Antasari akan menjalani laga hidup-mati di laga pekan ke-34 nanti.
Setiap pertandingan terasa seperti final, dengan tekanan tinggi tidak hanya datang dari dalam tim, tetapi juga dari suporter yang berharap klub kebanggaannya tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Semen Padang, yang baru kembali ke Liga 1 musim ini, menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka harus berjuang ekstra keras demi bertahan. Konsistensi permainan masih menjadi masalah utama bagi tim Kabau Sirah.
Meski sesekali menunjukkan performa solid, inkonsistensi dan kurangnya produktivitas lini depan membuat mereka terus terperosok di zona merah. Para pemain muda mereka menunjukkan semangat juang tinggi, namun pengalaman dan kestabilan menjadi kunci yang masih belum sepenuhnya mereka miliki.
Sementara itu, PSS Sleman berada dalam tekanan besar. Klub yang dikenal dengan dukungan fanatik dari Slemania dan Super Elja ini sempat tampil mengecewakan di awal musim. Pergantian pelatih dan perubahan taktik mulai menunjukkan hasil, namun persaingan yang begitu ketat membuat margin kesalahan semakin tipis.
PSS harus memaksimalkan setiap laga tersisa, terutama duel melawan sesama tim papan bawah, yang menjadi laga “enam poin” untuk menentukan nasib.
Barito Putera, tim asal Kalimantan Selatan, juga berada dalam situasi genting. Meski punya materi pemain cukup solid dan pengalaman bertarung di Liga 1 selama bertahun-tahun, performa mereka tidak stabil.
Cedera pemain kunci dan kesulitan mencetak gol menjadi isu utama. Namun Barito punya keunggulan berupa mentalitas dan pengalaman pelatih mereka yang terbiasa menghadapi tekanan di papan bawah.
Dengan hanya beberapa pekan tersisa, persaingan tiga tim ini semakin ketat. Setiap poin sangat krusial. Jadwal pertandingan yang padat dan tensi tinggi bisa menjadi ujian mental tersendiri.
Hanya tim yang mampu menjaga fokus, memaksimalkan peluang, dan punya semangat juang tinggi yang akan selamat dari jurang degradasi.
Sesuai jadwal, Semen Padang di laga pamungkas akan bertandang ke markas Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (24/5/2025) sore.
Sedang PSS akan melakoni partai terakhirnya dengan bertandang melawan Madura United FC di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, juga pada Sabtu (24/5/2025) sore.
Terakhir, Barito Putera akan bertandang ke Stadion Jatidiri, Semarang pada Sabtu (24/2025) sore melawan PSIS.
Siapa yang akan bertahan? Siapa yang harus terdegradasi? Jawabannya akan ditentukan dalam duel 2×45 menit yang penuh ketegangan, emosi, dan drama.
Liga 1 sekali lagi menunjukkan bahwa persaingan tidak hanya terjadi di papan atas, tetapi juga di dasar klasemen, di mana harapan, kebanggaan, dan masa depan klub dipertaruhkan.(*)